Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.
Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,
dan kematian adalah sesuatu yang pasti,
dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.
Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,
adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.
Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.
Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,
pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,
aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.
Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,
tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.
mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.
Selamat jalan,
Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,
kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.
selamat jalan sayang,
cahaya mataku, penyejuk jiwaku,
selamat jalan,
calon bidadari surgaku ….
BJ.HABIBI
3 Komentar
Comments RSS TrackBack Identifier URI
so sweet…… copy paste mbak…
Silahkan mbak Indah 🙂
Pak Habibie merupakan type suami setia,
diceritakan saat ibu Ainun tak sadarkan diri, beliau selalu menjenguk tiap hari dan membawakan sekuntum bunga,
bahkan tak jarang beliau tidur dirumah sakit,
Saat itu dokter bertanya ;”Pak….kenapa Bapak selalu mengunjungi Ibu setiap hari, padahal Ibu kan sudah tidak mengenali Bapak lagi?
Jawab pak Habibie .”Dok…..Istri saya memang tidak mengenali saya, tapi saya sangat mengenali istri saya”
Sang Dokterpun berkaca-kaca mendengar perkataan Pak Habibie tersebut 🙂
pengen kayak pak habibi hee..